Selasa, 30 November 2010

Air Mata di Bulan Desember...

Merah yang menyala didalam jiwa ini..sedikit bisa menenangkan hati yang cukup remuk..
entah darimana datangnya keinginan ini untuk kembali kesana.
tempat dimana aku masih bisa menyembunyikan rasa yang begitu dalam.
rasa yang penuh dengan kesalahan..

Disana aku bisa terus berharap..
disana aku bisa bertahan lama untuk menunggu..
dan disana aku bisa menawarkan keindahan pada hati..
lalu melangkah dalam senyum dan tawa yang menyehatkan.

Jogya telah menjadi saksi atas kekecewaan ini..
karena ternyata aku telah salah untuk mempertahankan sesuatu hal.
dan kau menamparku dengan kerasnya kawan.
meski tak mudah untuk menghapus mimpi buruk yang kini semakin berkarat dibenakku.

kusampaikan maafku yang terdalam padamu,
karena saat kulihat pipi langit yang semakin memerah ketika kau manjakan ia dengan berjuta kata-kata perih,
hujanpun marah pada keadaan yang kiranya tak pernah memihak pada kita.
dari sanalah aku rasakan kehangatan pada dirimu kawan.
hingga dinginnya air pun tak cukup tangguh untuk menundukkan engkau.

lalu kucoba menggambarkan kekecewaan didalam dadamu,
aku terdiam.. karna tak dapat lagi kutemui murungnya semangatmu.
topi ini aku angkat sekali lagi untukmu kawan.
dan biarkanlah waktu mengiringi langkah takdir yang tak pernah kita percayai.

biarlah senja mengambil sedikit demi sedikit cahaya mentari hingga perkasanya malam tak dapat kita hindari.
sekalipun bagi kita, waktu hanya ada didalam satu ruang yang tak pernah memiliki kita didalamnya.

harapan dan sia-sia...

sudah 215 hari...
Yaa..waktu yg cukup lama bagi gw utk ngelupain semua keindahan yang pahit diantara kesediaan waktu yang entah masih berapa lama lagi tersisa..

Jalan ini begitu panjang..
tapi cuma ada duka..lara..dan bagian-bagian lain dari rasa kecewa..

Lalu Putus asa..
Karena Jatuh..jatuh..dan jatuh lagi..
sampai-sampai gw gak tau lagi bagaimana rasanya terluka..

Harapan dan sia-sia..kini bercumbu didalam satu lingkaran yang gak bisa bawa gw keluar.. Dan gw cuma bisa ngikutin jalan ceritanya sampai selesai..

Hmm...

Timur yang kurindukan...

Disana...ada harapan yang besar untuk bisa menarik nafas panjang..

Disana...ada cahaya indah yang bisa menerangkan gelapnya hidup..

Disana...
Aku bisa tertawa..
Bisa menari..
Bernyanyi..
Dan saling menggenggam tangan..


Tak perlu ikut!! jika memang mau disini..
Disini sajalah!! jika itu kehendakmu..
Tapi aku akan tetap pergi kesana..
Untuk kamu dan mereka.

Suatu saat nanti..
kalian pasti akan mengerti..

itu pasti...

Sukabumi dini hari...

Ada yang pernah bilang sama gw..katanya orang2 miskin itu adalah orang2 yang malas dan gak mau berusaha..

Sekarang gw lagi ada di pasar..begitu banyak pedagang2 disini yang bekerja begitu keras dan giat! Dari jam 12 malam mereka sudah mulai berdagang sampai pagi..dari ibu2, bapak2, nenek2, sampai kakek2. bahkan ada anaknya yang meneruskan pekerjaan bapaknya menjadi pedagang dipasar ini.lalu paginya harus langsung berangkat kesekolah. Luar biasa! Orang2 seperti ini masih bisa dibilang Malas dan gak mau berusaha keras..

Hmm..jadi bertanya2. Sebenernya mereka disini miskin atau dimiskinkan ya???
Padahal belum lama ini kita merayakan hari kemerdekaan negara indonesia..
Tapi kenapa hidup mereka gak berubah2 ya sampai hari ini??? Termasuk hidup gw...

Negara yang aneh.

INI LAGU CINTA...

Ini lagu cinta..tapi bukan untukmu.
Ini sangat romantis..tapi bukan tentangmu.

Ini kisah nyata..bukan imaginasi liar.
Ini kisah romantis..bukan kisah tragis seperti nasibmu.

Dengarkanlah..
Aku bernyanyi bukan karena ini lagu cinta..
Dengarkanlah..
Aku bernyanyi bukan karena terluka..

Tak pernah berhenti
Tak pernah berhenti
Terus kujalani..
Tak pernah mati
Jadikan mimpi..
Ini kisah nyata..
Dari sebuah cita-cita..

Ini bukan kisah romantis..

Harapan dalam setiap sudut malam..

Berdiri bergetar tangan dan kakiku saat tubuh ini baru saja sampai disana..
tempat dimana terdapat begitu banyak bangkai-bangkai manusia yang masih hidup..
tempat dimana tak ada lagi keadilan bagi mereka yang tinggal menunggu mati..
mereka tampak pucat karena lapar..bingung..dan tak bisa lagi berbuat apa-apa..
hanya tinggal menunggu mati..

Sementara disekeliling mereka..nampak terlihat sekumpulan manusia-manusia yang masih segar..
bisa tertawa..senyumnya manis..dan sekujur tubuhnya harum sekali..
seperti wewangian yang pernah kucium waktu bush datang menjenguk anjing-anjingnya dikota hujan..
begitu lembut..ramah..dan penuh wibawa..pujaan hati para ibu-ibu yang tak sadar bahwa pujaannya berasal dari kelompok kanibal yang paling ganas di negeri ini..

Aku juga sangat dekat dengan beberapa dari mereka..
tapi disini lain..berbeda sekali dengan disana..
disini aku mengenali sekumpulan makhluk yang sehat..pintar..lincah..cerdas..dan intelektual..
makhluk yang tak pernah bingung besok mau makan apa..
makhluk yang tak pernah bingung bagaimana membayar biaya pengobatan orang tuanya yang sedang sakit..lalu tinggal menunggu mati..

Dan aku memilih untuk pergi..
kembali menemui mereka..bangkai-bangkai yang masih hidup..
memilih untuk membagi sisa hidupku bersama mereka..
berharap bukan hanya jadi pemimpi..yang tinggal menunggu mati..

Dari Tepi Lautan...

Jika kita tak sanggup lagi untuk bertanya..
kita akan ditenggelamkan oleh keputusan-keputusan..
Jika kita menahan kata-kata yang kita punya..
maka kita tak akan bisa menterjemahkan apa yang telah terampas..

Kita akan diperlakukan seperti batu..ditendang, dipungut lalu dibuang..
atau mungkin dicabut seperti rumput.
hanya bisa menganga..lalu diisi apa saja kita terima.

Jika kita tak berani lagi bertanya..
maka kita akan menjadi korban dari keputusan-keputusan.
lalu ucapan yang ingin kita lontarkan tak berlaku lagi karena telah terpenjara.

Apabila kita tak lagi berani untuk bertanya, dan menghamba pada ketakutan.
maka kita akan memperpanjang barisan perbudakan

Cinta, Malam, dan Secangkir Teh...

Ada beberapa tanya yang kutitipkan kepada senja sesaat sebelum ia pergi..
Apakah aku masih benar-benar mengenalimu, saat engkau tak menyambut pagi yang tadi kuberikan?
Apakah aku masih benar-benar memilikimu, saat engkau menampar mimpi-mimpiku dengan keras?
Apakah aku masih pantas untuk tetap bersama denganmu, saat tak kau minum secangkir teh yang kusuguhkan malam tadi?
Apakah aku masih harus menjawab pertanyaan bodoh yang selalu engkau tujukan kepadaku?
Apakah aku mencintaimu...?

Aku mencintaimu..sangat mencintaimu..bahkan lebih!
Namun aku sudah menjadi bagian dari mereka..
Bagian dari si lapar, si haus, si gembel, dan yang dimiskinkan..
Hingga aku tak dapat lagi bersembunyi dari pilihan-pilihan yang kau tawarkan..

"Cinta adalah produk hati..bukan hasil industri.
Cinta adalah Manusia..bukan atribut ataupun benda-benda.
Jadi jangan kerdilkan cinta menjadi sebatang coklat ataupun setangkai bunga.
Jangan penjarakan ia didalam ruang santap malam bersama dengan lilin-lilin yang menyala.
Dan Jangan batasi ia hanya dengan peluk, cium, dan genggaman tangan".

Sebuah Catatan Untuk Kawan Sejalan...

Seperti ada yang menyayat-nyayat hatiku
saat kuhabiskan malam dan kusambut pagi tadi tanpa semangatmu kawan..

Seperti ada yang kurasakan hilang saat kubiarkan bibir ini diam
ketika kau menterjemahkan kekecewaanmu malam tadi..

hari ini, esok ataupun nanti gak akan pernah bisa meralat dan merubah
apapun yang telah tercatat oleh tinta merah didalam lembaran-lembaran cerita
yang telah kita lalui bersama..
karena itu adalah bagian dari butiran-butiran kecil dalam hidup yang telah terkumpul
menjadi gumpalan yang besar. yang suatu saat nanti akan mampu membendung
ombak dan badai yang begitu amat besar..

memang benar..jika akan ada yang datang dan akan ada yang pergi..
didalam hidupmu, hidupku, atau didalam hidup mereka..
karena memang itulah hidup. dan kau pasti paham itu..

lantas apakah lembaran-lembaran yang telah terbuka dan terlewati
sampai pada detik ini harus kita tutup serta kita sudahi begitu saja?
tentu tidak kawan! darahku inilah yang akan menjaga dan merawatnya sampai kapanpun!
karena warna didalam hatimu..adalah warna yang sama seperti apa yang telah
terukir nyata didalam dadaku.

Ombak dan Badai itu akan semakin membesar kawan..dan tentu akan menjadi
mimpi yang sangat buruk apabila kita membuang-buang waktu untuk tetap
duduk diam disitu lalu membiarkan kekecewaan yang telah ada memanjakan kita.

Biarkanlah semua berjalan seperti adanya..
karena itu adalah bagian dari proses perjalanan panjang kita.
yang terpenting saat ini adalah bagimana menjaga
dan merawat mimpi-mimpi ini agar tidak terkikis
oleh kenyataan yang semakin menyudutkan..

aku masih disampingmu kawan..


Salam Hangat Untukmu..




Kidung Hijau

Gadis Manis Di Simpang Jalan...

Hari itu aku merasa kedinginan..
lalu tergiur jiwa ini untuk memiliki rasa hangat disela-sela waktu yang begitu sempit..
sangat amat menyibukkan..
sementara dilangit tepat diatas kepalaku terlihat begitu gelap, namun tak jauh dari situ terdapat begitu banyak cahaya-cahaya yang menerangi pandangku hingga mata ini tak dapat menegaskan apa yang terlihat..

sementara aku harus terus melanjutkan langkah-langkah kecil yg sempat beberapa saat terhenti..
berhenti karena ada yg terasa sakit..hingga begitu terasa berat untuk dapat kembali melangkah..
entah karena apa, butiran-butiran kecil dalam hidup ini seakan memaksaku untuk menyaksikan dan merasakan serta menyadari dengan nyata akan hal-hal yang indah meski tanpa arti. aku paksakan itu.

malam itu semakin larut..dan kedinginan yang kurasakan semakin menusuk hingga setiap aliran darahku seperti terasa mati. dan kerinduanku akan rasa hangat pun semakin menjadi..
detik demi detik mulai kudapati keinginan hati untuk coba mencari. walau entah dimana dapat kujumpai.
mungkin diujung jalan sana..atau mungkin takkan pernah ada.

Hujan lebat yang menyirami sekujur tubuhku, memaksaku untuk berhenti melanjutkan perjalanan yang sudah terasa cukup panjang..lalu aku tiba-tiba terjatuh dan menyerah. dan disanalah benar-benar kudapatkan begitu perkasanya malam saat itu..
tepat disebuah persimpangan jalan yang begitu gelap..
Sesosok gadis manis menyapa jiwaku dengan begitu lembut. sesaat saja, namun memberiku rasa hangat
yang mampu menyangga tubuhku agar tak terjatuh terlalu lama. ya! hanya untuk menyangga tubuhku agar tak terjatuh begitu lama...

sosok itu kembali mengingatkanku pada masa dimana aku masih sanggup untuk melawan angin kesibukkan yg terus menerus menghantamku dengan sangat keras.
meski hanya beberapa saat saja, aku dapat mengenalinya..
aku bisa mengingat bagaimana cara ia tersenyum..
aku bisa menterjemahkan indah matanya saat ia menatapku dengan tajam..
sampai detik ini.

tepat disebuah persimpangan jalan...

tepat disebuah persimpangan jalan...

tepat disebuah persimpangan jalan...

tempat dimana ia harus memilih jalan mana yang tepat untuk ia lalui...
sementara aku harus terus melanjutkan langkah kaki yang sempat sesaat terhenti.


Kidung Hijau

Aku ingin mencintaimu tanpa perasaan..

Aku ingin mencintaimu tanpa perasaan..agar aku tak rapuh ketika kau tinggalkan..

Aku ingin menyayangimu tanpa perasaan...agar aku tak sakit hati saat kau meninggalkanku pergi..

Aku ingin memelukmu tanpa merindukan hangatnya tubuhmu..agar aku tetap bisa melanjutkan hidupku seperti biasa saat aku tak lagi bisa mendekapmu..

Aku ingin menghabiskan malam bersamamu tanpa ada hari esok..agar aku tak menjadi gila ketika kau tak ada saat aku terbangun..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..



Kidung Hijau

Engkau Tetap Sahabatku...

Ketika hampir semua orang mengatakan kau telah meyakiti hatiku..
aku mengatakan tidak demikian sahabatku..

Ketika senja yang kulewati di iringi oleh kabar duka bagi teman-temanku yang lain karena mereka menganggap kau telah berkhianat padaku..
aku mengatakan itu bukanlah suatu pengkhianatan sahabatku..

Ketika seorang kawan bertanya kepadaku wahai sobat, mengapa kau biarkan "dia" sahabatmu melakukan hal ini kepadamu?
aku menjawab karna "dia" sahabatku, bahkan sudah seperti saudara..jadi biarkan saja ia melakukan hal yang ia suka..

Ketika semuanya bertanya mengapa aku hanya diam saja, aku menjawab "aku sangat senang bila melihatnya bahagia"

Ketika mereka mengatakan bahwa kau telah menghancurkan persaudaraan kita,
aku tersenyum lalu mengatakan "terlalu bodoh jika aku berfikir demikian hanya karna itu".

dan jika kau pun bertanya mengapa???
aku akan menjawab...
karena engkau sahabatku, bahkan lebih.. dan dunia ini terlalu lemah untuk merubah hal itu sahabatku..

karena engkau tetap sahabatku, bahkan lebih...


Kidung Hijau

Si Anjing Liar dari Surabaya..

Si Anjing liar dari Surabaya, kini menjadi penghuni alam sadarku..

Dari setiap malam beberapa hari lalu, hitam pekat yang menjadi selimut bagi dinginnya rasa seakan telah hilang oleh warna-warna yang cerah..

Aku sadar ini adalah nyata..
Bukan rekayasa seperti yang dilakukan oleh para mafia peradilan yang seringkali menyapa hari-hariku melalui media..

Aku pun sadar ini bukan yang pertama..
Namun bukanlah suatu kesalahan jika aku ingin mencoba untuk menyalakan kembali lentera hati yang sempat sesaat padam..

Aku juga sadar bahwa aku pernah mengalami kekalahan..
Kekalahan yang amat sangat menyakitkan..
Tapi aku tahu hal itu bukanlah suatu kegagalan..
Karna bagiku, kegagalan adalah kunci jawaban dari semua soal-soal ujian yang akan kuhadapi nanti.

Saat ini aku benar-benar sadar..
Jauh sebelum aku merasakan bagimana terluka, aku pernah tersenyum dan tertawa.. Itulah Hidup!
Dan aku ingin merasakannya kembali.

Ini bukanlah persoalan menang dan kalah seperti dalam pertandingan sepak bola piala dunia.. Bukan pula persoalan hidup atau mati dalam peperangan seperti yang terjadi di Gaza..

Ini hanyalah tentang aku..
yang ingin mencobanya kembali..
hanya itu.


Kidung Hijau...

Disudut benakmu aku tersudut..

Jangan kau tanya dimana aku kawan!
AKU disini..
Masih terus berjalan hanya dengan diam..
Berperisaikan resah akan ragu yang tergenang diujung bibirmu itu.

Jangan kau pertanyakan kabarku,
Jika luka yang pernah kita rasakan sama kini tak lagi menjadi bagian dari alasan-alasan mengapa kita tetap berdiri dan berfikir.
tanpa pagar-pagar pembatas, hitam ataupun merah..atau mungkin juga putih.

Berfikirlah tentang dimana keberadaanku dalam fikiranmu..
Lalu bertanyalah tentang bagimana bisa kau berfikir akan tanya yang ada di fikiranmu itu..
Tak perlu terlalu jauh kau mencari kawan,
karena aku masih disini..
Masih terus berjalan walau tanpa kata-kata.
sebab itu sudah tak perlu.

Aku masih bisa mengingat, segelas air yang harus kita habiskan bersama..
Ya, Aku pun masih sanggup mencari dalam gelap ingatanku ini tentang malam dingin yang kita lewati..
Aku percaya kaupun sama.

Maka tak perlu terlalu jauh kau bertanya kawan..
Karena disudut benakmu saja, aku sudah sangat tersudut


Kidung Hijau

Disini tak bisa lagi bermimpi..

Mungkin aku marah..mungkin juga aku hanya merasa sedikit lelah hingga tak bisa lagi aku bermimpi. Entahlah...

ingin sekali rasanya aku bicara dengan keras didepan telingamu, "Bagaimana bisa aku memberikanmu waktu?! sementara dibenakmu saja aku seperti arloji butut yang tak laku lagi untuk dijual..kadang hidup kadang mati..."
Mungkin saat itu aku sedang marah..atau aku lelah.

Seandainya pun aku bisa mengatakan padamu tentang bagaimana kecewanya aku..itu hanya akan menjadi percuma.
Sebab hatimu saja tak lagi bisa merasakan apa-apa..
Hingga menangis pun, hanya akan kau perlihatkan pada dinding-dinding yang penuh dengan lumut..tepat dibelakang rumah seorang bangsawan ataupun priyai.

Kekonyolan apa ini?
yang memaksaku terus mendekatkan diri pada suatu keabstrakan..
kalut dalam kesejukan nurani yang tak kunjung pernah ada kebenarannya..

Mau bicara tentang apa kau?!!
Tentang hidup? aku tak paham soal itu..bahkan aku sendiri tak tau apakah aku ini masih hidup.

Apa yang hendak kau ceritakan?!
Tentang hati nuranikah? Itu pun aku sungguh tak mengerti..hanya sesekali saja aku pernah mendengar namanya, tapi tidak bertemu dan bertatap muka..

Apalagi? yg ingin kau bicarakan?
"Tentang Cinta?!! Hahahahaha...
Tau apa kamu soal cinta?
Cinta itu tak pernah ada didalam kehidupan orang-orang sepertiku.
Jangan bicarakan soal itu lagi. Jangan katakan soal itu lagi. Jangan sekali-kali lagi kau ucapkan soal itu.
disini kami sudah cukup merasa nyaman..
dan kami yang akan menterjemahkan sendiri soal itu. Terima Kasih..

"Asap kebebasan memenuhi seluruh ruang penatku..alam bawah sadarku pun mulai berteriak..menggugat sombongnya ibu kota pagi ini, siang hari, serta malam nanti yg mungkin tak kan pernah memihak pada orang-orang seperti kami..dan kami akan menaklukannya, itu pasti !!!"

Kidung Hijau
Jakarta, 31 Agustus 2010

337 Days Later...

Hanya suara jarum jam yang menemani sadarku saat ini..Sampai detik demi detik nya pun terdengar begitu keras..

Sangat sunyi sekali.

Sepi..

Dan Inilah kusebut ketenangan yang menyiksa..


Hmmm...
Saat ia berputar..
Alunannya seakan-akan memanggilku dengan sangat lembut lalu merampas usiaku perlahan-lahan..

Pelan demi pelan..

Pasti..

Lalu habis..

Mati..


Aku bukanlah seorang seniman yang baik..atau seorang yang handal dalam memainkan sebuah alat musik. Namun tak ada lagi hal menarik lainnya yang bisa ku kerjakan dalam hidup ini, bahkan untuk berfikir menjadi seorang pengacara pun sudah tak lagi dapat menarik perhatianku.


Sejatinya jiwa ini adalah bebas..tak terbatas oleh apapun dan siapapun. Aku juga sangat menghargai apa yang telah ada disini sejak aku dilahirkan. Namun bukan berarti pula aku harus berkata "iya" lantas menipu hati nurani yang terus dipaksa untuk tinggal didalam kantong-kantong mayat yang telah disediakan untuk para sahabatnya, saudara, hingga keluarganya sendiri..akibat daripada keputusan-keputusan yang menenggelamkan kemerdekaan mereka.


Waktu terus berputar..dan aku sadar akan itu. semua akan kembali, tak tersisa..
Hanya persoalan waktu dimana jarum jam itu berhenti untuk mengantarkan kita ketempat yang sebenarnya..
Tapi bukan berarti pula kita harus diam atau berkata "tidak" untuk sebuah kebenaran sebelum kita benar-benar tak bisa lagi mengucapkan itu.
Karena kebenaran pasti akan datang dan berhasil melewati antrian panjang sejarah umat manusia abad ini..


Kidung Hijau

Wanita

Jangan-jangan kau ganggu wanita yang kini sedang tidur..
Terbuai mimpi panjang yang gulita, buruk dalam hak-haknya..
Perlakuan adat, agama, negara, membuatmu semakin tersiksa..
Bukan yang cantik rupa atau ia yang kaya
Semuanya bahkan sarjana..

Ayo bangun wanitaku bangun,
Buat satu tujuan yang baru..
Yang hendak berjuang melawan penindasan tetaplah jadi yang terdepan..

Bukan lelaki musuhmu, Kapitalisme lah yang perkosamu..
Jangan menangis tersedu-sedu..
Ayo bangun wanitaku bangun..

Setetes Air Mata Pagi..

Kini darah-darah panas yang dulu hampir merobek setiap lapisan-lapisan kulit telah mulai merunduk..
Yang terasa tak lagi ada sedikitpun kehangatan..melainkan hanya perih dan rasa malu kepada sang bintang karna tak kusambut cahayanya malam tadi..

Biar saja hanya asap-asap rokok dalam ruang kamarku ini yang tahu bahwa jantungku sangat amat merindukan bisingnya ribuan langkah para kesatria yang tak pernah mau percaya akan takdirnya.

Bahkan sampai kulewati merahnya senja, tak nampak sedikitpun kekecewaan yg meradangi otakku hingga jiwa-jiwa yang terluka berteriak..aku merasa sudah terlalu jauh dan ingin kembali..

Ingin kuteriakan bahwa didalam otakku masih berputar beberapa ingatan tentang senyum, tawa, dan marah.. Serta kegelisahan akan datangnya hari esok tanpa keputusan yang memihak..
aku benar-benar ingin kembali..

Huuff..
Sebelum aku tertidur, aku ingin sedikit memberikan kabar pada pagi..bahwa api didalam jiwaku ini masih terjaga.
Begitupun dengan mimpi didalam bawah sadarku yang tak pernah terselip kata untuk menundukkan kepala..

Bagi para ksatria yg sedang terlelap..
Hati ini merindukan kalian.

Sabtu, 13 November 2010

Gombalisme

<h3>Hijau Band – Gombalisme</h3>
<p>Sayang apa kabarmu hari ini<br />
Ku yakin wajahmu secerah mentari<br />
Cinta sejuk sekali pagi ini<br />
Seindah wajahmu selembut embun pagi</p>
<p>Bila kau tertawa hilanglah semua masalah<br />
Lalu bila kau terluka akupun merasakannya</p>
<p>Bila kau menjadi bunga aku yang jadi durinya<br />
‘kan ku singkirkan semua yang coba-coba mendekatimu<br />
Bila kau menjadi luka akulah airmatanya<br />
Bila kau bisa tertawa hilanglah sudah airmataku</p>
<p>Sayang apa kabarmu hari ini<br />
Ku yakin wajahmu secerah mentari<br />
OO.. cinta sejuk sekali pagi ini<br />
Seindah wajahmu selembut embun pagi</p>
<p>Bila kau menjadi bunga aku yang jadi durinya<br />
‘kan ku singkirkan semua yang coba-coba mendekatimu<br />
Bila kau menjadi luka akulah airmatanya<br />
Bila kau bisa tertawa hilanglah sudah airmataku</p>
<p>Bila kau menjadi bunga aku yang jadi durinya<br />
‘kan ku singkirkan semua yang coba-coba mendekatimu<br />
Bila kau menjadi luka akulah airmatanya<br />
Bila kau bisa tertawa hilanglah sudah airmataku</p>

<p>Artikel <a href="http://funlirik.com/h/hijau-band/lirik-lagu-hijau-band-gombalisme/">Hijau Band – Gombalisme</a> ini dipersembahkan oleh funlirik.com <a href="http://funlirik.com" title="lirik lagu indonesia">Lirik Lagu Indonesia</a>. Kunjungi Juga <a href="http://istanalagu.com" title="Download Mp3 Gratis"> Download Mp3 Gratis</a> untuk download lagu indonesia terbaru.</p>

Mencoba Berbagi: Hijau Band - Gombalisme

Mencoba Berbagi: Hijau Band - Gombalisme: "Artis : Hijau Band Single : “Gombalisme” Cipt : Kidung “Hijau” Label : Big Indie NAGASWARA Lewat album perdana mereka, “Kisah Kita” d..."

Selasa, 02 November 2010

NEW SINGLE : HIJAU BAND

Telah Rilis! Single perdana Hijau Band "Gombalisme". Yuk, request
lagunya di radio-radio kesayanganmu.. ^_^

dan jangan lupa aktifkan juga NSP nya yah...
caranya gampang :

Telkomsel/Flexi Ketik: RING ON 5513468 Kirim Ke 1212
Indosat Ketik:             SET GMBAL Kirim ke 808
XL Ketik:                   GMBAL Kirim ke 1818
Esia Ketik:                  RING 5513468 Kirim Ke 888
Fren Ketik:                 RINGGO SET 551346800 Kirim Ke 2525